Lakers Lagi-lagi Mengalami Kekalahan di Laga Pramusim

lakers-lagi-lagi-mengalami-kekalahan-di-laga-pramusim

Lakers Lagi-lagi Mengalami Kekalahan di Laga Pramusim. Pada 18 Oktober 2025, Los Angeles Lakers menutup preseason NBA 2025-26 dengan kekalahan menyakitkan 117-116 dari Sacramento Kings di Crypto.com Arena, hasil yang jadi yang keenam berturut-turut dan rekor 0-6 secara keseluruhan. Meski lead 65-59 di half-time, Lakers gagal tutup laga karena turnover 14 di babak kedua dan kebobolan 58 poin dari fast break lawan, di mana Luka Doncic (31 poin, 72 persen true shooting) jadi motor Kings. Pelatih JJ Redick, rookie coach yang ambil alih musim panas lalu, bilang pasca-laga: “Ini preseason—kami uji segalanya, tapi hasilnya pahit.” Kekalahan ini picu kekhawatiran fans, terutama setelah clean sheet offense 1,05 poin per possession musim lalu turun ke 0,95 di preseason, dan clean sheet defense kebobolan 120 poin rata-rata per laga. Di musim baru yang dimulai pekan depan lawan Minnesota Timberwolves, kekalahan beruntun ini bukan krisis total—ia pelajaran berharga bagi Redick untuk perbaiki rotasi, di mana LeBron James (istirahat di tiga laga) dan Anthony Davis (main terbatas) jadi kunci. Dengan waive empat pemain seperti RJ Davis dan Augustas Marčiulionis kemarin, Lakers kini fokus 15 roster utama, tapi rekor 0-6 ingatkan bahwa di Barat ketat, preseason buruk bisa jadi awal cerita comeback atau perjuangan panjang. BERITA BASKET

Preseason yang Penuh Kekalahan: Pola yang Konsisten: Lakers Lagi-lagi Mengalami Kekalahan di Laga Pramusim

Preseason Lakers jadi mimpi buruk yang konsisten, mulai dari pembuka 103-81 kalah dari Phoenix Suns di mana Austin Reaves catatkan 20 poin tapi tim kebobolan 50 poin di paint, hingga laga pamungkas lawan Kings di mana lead half-time lenyap karena 14 turnover yang picu 28 poin lawan. Di lima laga sebelumnya, Lakers kalah dari Warriors (skor 125-110), Clippers (118-104), dan Magic (112-98), dengan penguasaan bola rata-rata 52 persen tapi konversi peluang hanya 42 persen. Redick coba 14 lineup berbeda, termasuk rookie Bronny James di guard, tapi chemistry tak langsung klik—penguasaan bola naik ke 58 persen di Kings game, tapi defense rating 112 per 100 possession, naik 4 poin dari musim reguler lalu.

Pola kekalahan ini ekspos isu awal musim: babak pertama kuat (lead di empat laga), tapi babak kedua bocor (kebobolan rata-rata 62 poin). Di lawan Suns, LeBron istirahat, tapi Davis main 22 menit dan kebobolan 18 poin dari pick-and-roll Ja Morant—isu yang Redick akui: “Kami uji rotasi, tapi stamina loyo akhir.” Preseason ini bukan soal skor—Lakers ciptakan 115 poin rata-rata, naik dari 113 musim lalu—tapi pola ini ingatkan bahwa tanpa chemistry, potensi ofensif tak cukup. Dengan waive empat pemain kemarin, roster kini ramping, tapi rekor 0-6 jadi alarm: di Barat dengan Nuggets dan Thunder, kekalahan preseason bisa jadi prediktor awal reguler jika tak diperbaiki.

Analisis Masalah Utama: Defense Bocor dan Finishing Mandul: Lakers Lagi-lagi Mengalami Kekalahan di Laga Pramusim

Masalah utama Lakers di preseason adalah defense bocor, dengan 120 poin kebobolan rata-rata per laga, naik 7 poin dari musim lalu, terutama karena turnover 14 per laga yang picu 30 poin fast break lawan. Di Kings game, lead 65-59 lenyap karena enam turnover di third quarter, di mana Doncic manfaatkan mismatch dengan 31 poin. Clean sheet defense 108 rating per 100 possession musim lalu turun ke 112 di preseason, karena switch coverage lemah—Davis catatkan 1,5 block, tapi foul trouble batasi mainnya ke 20 menit rata-rata.

Finishing mandul jadi isu kedua: 42 persen konversi peluang, turun 5 persen dari musim lalu, dengan Herro 18 poin tapi shooting 38 persen di clutch time (di bawah 10 menit tersisa). Di Clippers game, Lakers ciptakan 15 peluang tapi nol gol dari transition, kebobolan 32 poin terakhir. Analisis Synergy Sports tunjukkan clean sheet offense 1,05 poin per possession di half awal, tapi 0,9 di akhir, karena defense lawan adaptasi pick-and-roll James-Adebayo. Masalah ini kronis: rookie Ware tambah rim protection tapi foul 4 per laga, sementara Wiggins struggle wing, kebobolan 1,2 poin per possession di isolasi. Preseason ini tes kedalaman: clean sheet 2 dari 6 laga, tapi lawan tim kuat seperti Clippers, defense bocor karena miscommunication. Finishing mandul ini bukan soal talenta—Lakers punya 40 persen 3-point attempt musim lalu—tapi ritme yang hilang karena eksperimen. Di reguler, Redick prediksi naikkan konversi ke 45 persen, tapi preseason jadi alarm: tanpa finishing tajam, tim tak bisa tutup laga.

Strategi Redick: Eksperimen Rotasi untuk Reguler Season

Strategi Redick di preseason adalah eksperimen rotasi intensif, coba 15 lineup dari 18 pemain, termasuk rookie Ware dan transfer Wiggins, tapi ini biaya kekalahan karena chemistry mentah. Di Kings game, lineup Vincent-Doncic-Reaves-Hachimura-Ayton (small ball) beri pace 102, tapi rebounding turun 5 persen—Redick bilang: “Kami kecil, tapi cepat—itu senjata kami.” Preseason ini uji kedalaman: Ayton rata-rata 14 poin dan 8 rebound, Hachimura 11 poin, sementara Vincent 7,3 poin dan 3,2 assist. Eksperimen ini bantu identifikasi kelemahan, seperti Wiggins lambat di switch defense, tapi bikin tim tak punya identitas menang.

Redick tolak ungkap lineup awal sebelumnya untuk jaga misteri, tapi di Kings, ia pakai Vincent di point guard untuk tes kecepatan, dengan Doncic di shooting guard, Reaves di small forward, Hachimura di power forward, dan Ayton di center. Ini lineup kecil, kekhawatiran fans soal size—Lakers kebobolan 45 rebound di laga itu—tapi Redick yakin: “Kami tak perlu besar; kami butuh smart.” Strategi ini adaptasi absen James (cedera ringan, diprediksi kembali lawan Wolves), dan tes awal untuk rookie Bronny James sebagai pelapis. Pengumuman lineup ini tunjukkan Redick paham tim: fokus kecepatan untuk tutup kelemahan rebounding, tapi juga beri ruang James rotasi. Preseason 0-6 jadi pelajaran: eksperimen bagus untuk jangka panjang, tapi reguler butuh hasil.

Kesimpulan

Preseason 0-6 Lakers pada 19 Oktober 2025 jadi pelajaran mahal, di mana eksperimen lineup, finishing mandul, dan defense bocor jadi alasan utama kekalahan, tapi bukan krisis—ia proses untuk musim reguler yang target 40 kemenangan. Dari rotasi mentah Redick ke clutch time yang lemah dan turnover yang picu fast break, Lakers tunjukkan potensi tapi butuh ritme. Di liga Barat ketat, preseason ini ingatkan bahwa eksperimen bagus untuk jangka panjang, tapi reguler butuh hasil. Dengan Adebayo dan Herro siap lead, Lakers bisa rebound—preseason 0-6 bukan akhir, tapi awal cerita comeback. Ke depan, debut lawan Hornets pekan depan jadi tes pertama—Lakers siap bukti bahwa preseason tak prediktor juara.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *